Pada hari Sabtu tanggal 9 Juni 2012, kami mendapat tugas untuk jalan-jalan sejauh mungkin dengan biaya Rp. 10.000.
akhirnya kelompok saya, Mutiara, Yuli dan Wida pergi sambil mengendarai motor karena dengan uang Rp. 40.000 kita khawatir kalau kita akan kekurangan ongkos.
akhirnya kami semua bertemu di ITB, dan memulai perjalanan kami ke CIWALK, disana kita dapat berjalan-jalan di mall sambil tetap menghirup udara pagi di kota Bandung karena arsitektur Ciwalk yang open-air. kami juga melihat berbagai macam barang yang dijual, segmentasi pasar, hingga pengunjung yang datang. hal-hal itulah yang membuat Ciwalk diminati oleh banyak orang.
selanjutnya kami pergi menuju PVJ, meskipun saya dan Mutiara sempat salah mengambil jalan namun akhirnya kami sampai juga di PVJ. konsep PVJ serupa dengan Ciwalk, yaitu open-air hanya saja desain arsitektur di PVJ kental dengan arsitektur Eropa, itulah kenapa PVJ memiliki daya tarik lebih bagi wisatawan domestik ataupun asing. hari itu PVJ dikunjungi cukup banyak pengungjung apalagi karena weekend dan banyak wisatawan yang datang ke PVJ. kami melihat segmentasi pasar disini lebih tinggi, karena harga barang yang dijual disini cukup mahal dan berkelas. setelah cukup lama berkeliling di PVJ, sambil sedikit iri melihat orang-orang yang belanja (hehe :p)
akhirnya kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menuju BSM, yah meskipun ada sedikit miss comunication karena saya dan Mutiara malah mampir dulu ke ITB sedangkan yang lain ternyata sudah jalan menuju BSM. setelah 6 jam jalan-jalan kami pun sampai ke BSM namun Mutiara harus pulang lebih dulu karena suatu alasan. saya pun menunggu Yuli dan Wida di BSM selama satu jam, mereka sempat nyasar karena tidak hafal jalan menuju BSM tapi akhirnya mereka sampai juga setelah nyasar dan kehabisan bensin *puk puk Yuli & Wida ^^*. setelah Yuli sholat maghrib kami pun mulai berjalan-jalan menyusuri koridor demi koridor di mall BSM, mungkin kelebihan dari BSM ini karena gedungnya yang megah juga karena ada Trans Studio Bandung dan The Trans hotel yang menjadi daya tarik, pengungjung di family mall ini pun rata-rata dari kalangan high-class dan fashionista, terlihat dari cara berpakaian mereka. karena di dalam BSM ada Metro dept. Store saya, Yuli dan Wida pun masuk kedalam Metro dan melihat barang-barang yang mewah dan mahal namun ada juga yang bikin saya heran, sebuah kaos yang menurut saya sangat biasa bahkan sablon yang cenderung seperti baju-baju di pasar biasa bisa dijual dengan harga 160.000!! bagaimana bisa? pikir saya dan teman-teman saya. setelah capek berkeliling di METRO BSM, kami pun ingin makan namun bingung karena harga makanan disini cukup mahal akhirnya kami memutuskan untuk membeli roti yang tidak terlalu mahal dan memakannya di sebuah bangku dekat escalator setelah makan kami pun masih harus berbagi minum dari satu gelas yang sama itulah susah dan senangnya perjalanan ini :D kami pun sampai ke rumah kami masing-masing dengan kondisi yang sangat capek. fiuh~
Lalu, saya melihat kalau potensi fashion di kota Bandung ini cukup besar, karena fashion juga merupakan bisnis yang tidak pernah padam, apalagi Bandung juga dikenal sebagai kota fashion sejak lama sehingga saya yakin kalau brand fashion lokal suatu saat bisa dikenal oleh masyarakat luas dengan kemampuan para penciptanya juga dengan memanfaatkan kota Bandung ini yang semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan domsetik ataupun mancanegara. :)
Minggu, 10 Juni 2012
Sabtu, 02 Juni 2012
Pendapatku Tentang Artikel "Keluar dari “Kecakapan Ujian” "
Tugas yang diberikan kali ini adalah menanggapi artikel Seputar Indonesia yang berjudul Keluar dari “Kecakapan Ujian”, menurut saya ini adalah artikel yang menarik karena sepertinya hanya segelintir kecil orang saja yang menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih penting daripada IQ, atau nilai-nilai yang diberikan para guru atau dosen. selain itu, membaca artikel ini, mengingatkan saya pada UN selama 3 hari yang pernah saya lalui, saat itu saya berpikir, apakah masa depan harus ditentukan oleh 3 hari itu? oleh 4 mata pelajaran itu? yang menurut saya, hanya sebagian dari pelajaran itu yang akan diaplikasikan pada kehidupan di masa yang akan datang, paling tidak untuk kehidupan saya sendiri. Saya mengerti kalau tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat di dunia ini, tapi, pada kenyataannya, orang-orang tidak akan mengukur suatu tinggi pohon berdasarkan jarak antara pohon, puncak pohon dan orang itu seperti yang tertera pada soal-soal yang dipelajari di sekolah. Nah, saya setuju dengan artikel ini, soal anak-anak yang diberi nilai A, mungkin IQ mereka memang tinggi tapi untuk hal-hal kecil? dari penampilan pun tidak meyakinkan, bagaimana setelah mereka terjun ke dunia kerja?
Kebanyakan sekolah masih menekankan pentingnya nilai-nilai yang diberikan kepada murid berdasarkan ujian tertulis, sementara si pengajar dan pemberi nilai tidak menyadari bahwa mereka hanya membekalkan teori saja, padahal saat kerja nanti, para siswa itu tidak hanya membutuhkan teori tapi juga praktek yang bukan hanya berdasarkan pada teori, namun praktek yang dapat diaplikasikan pada siswa-siswa tersebut setelah mereka terjun ke dunia kerja nantinya.
menurut saya, selain itu juga, bukan hanya IQ yang perlu diasah, tapi juga EQ (Emotional Quotient) karena jika IQ mereka bagus tetapi EQ mereka jelek, tidak bisa mengenali dan mengendalikan emosi mereka (seperti artikel soal anak-anak yang diberi nilai A namun mereka kurang bergaul, kurang pandai mengekspresikan pikiran, bahkan dikenal sebagai anak yang berbicara sinis) maka tentunya mereka akan mengalami kesulitan saat terjun ke dunia kerja dan bahkan mungkin kurang bisa berhubungan dengan relasi kerja dengan baik.
Lalu menanggapi kata-kata "Anakanak mengeluh sekolahnya susah karena mereka tidak bisa mengekspresikan bakat yang mereka cintai." mungkin itu juga karena tidak ada atau terbatasnya kebebasan berekspresi, juga kurangnya sarana untuk anak-anak yang ingin mengembangkan bakatnya atau juga kurangnya pengarahan kepada anak-anak yang tidak semuanya bisa sadar soal bakat apa yang mereka miliki, bakat apa yang bisa mereka kembangkan dan bahkan bisa digunakan agar menghasilkan uang untuk kehidupan masa depan mereka.
Saya agak lupa, tapi ini mengingatkan saya pada kata-kata pak Stanley, yang kalau gak salah seperti ini "orang sombong tidak akan menjadi apa-apa!" dan "renungkanlah lalu kenalilah bakatmu" kata-kata itu lah yang menurut saya berkaitan dengan artikel ini dan berkaitan dengan pentingnya EQ. :)
Itulah sedikit tanggapan dari saya, mohon maaf jika ada salah-salah kata dan kekurangan. ^_^v
Kebanyakan sekolah masih menekankan pentingnya nilai-nilai yang diberikan kepada murid berdasarkan ujian tertulis, sementara si pengajar dan pemberi nilai tidak menyadari bahwa mereka hanya membekalkan teori saja, padahal saat kerja nanti, para siswa itu tidak hanya membutuhkan teori tapi juga praktek yang bukan hanya berdasarkan pada teori, namun praktek yang dapat diaplikasikan pada siswa-siswa tersebut setelah mereka terjun ke dunia kerja nantinya.
menurut saya, selain itu juga, bukan hanya IQ yang perlu diasah, tapi juga EQ (Emotional Quotient) karena jika IQ mereka bagus tetapi EQ mereka jelek, tidak bisa mengenali dan mengendalikan emosi mereka (seperti artikel soal anak-anak yang diberi nilai A namun mereka kurang bergaul, kurang pandai mengekspresikan pikiran, bahkan dikenal sebagai anak yang berbicara sinis) maka tentunya mereka akan mengalami kesulitan saat terjun ke dunia kerja dan bahkan mungkin kurang bisa berhubungan dengan relasi kerja dengan baik.
Lalu menanggapi kata-kata "Anakanak mengeluh sekolahnya susah karena mereka tidak bisa mengekspresikan bakat yang mereka cintai." mungkin itu juga karena tidak ada atau terbatasnya kebebasan berekspresi, juga kurangnya sarana untuk anak-anak yang ingin mengembangkan bakatnya atau juga kurangnya pengarahan kepada anak-anak yang tidak semuanya bisa sadar soal bakat apa yang mereka miliki, bakat apa yang bisa mereka kembangkan dan bahkan bisa digunakan agar menghasilkan uang untuk kehidupan masa depan mereka.
Saya agak lupa, tapi ini mengingatkan saya pada kata-kata pak Stanley, yang kalau gak salah seperti ini "orang sombong tidak akan menjadi apa-apa!" dan "renungkanlah lalu kenalilah bakatmu" kata-kata itu lah yang menurut saya berkaitan dengan artikel ini dan berkaitan dengan pentingnya EQ. :)
Itulah sedikit tanggapan dari saya, mohon maaf jika ada salah-salah kata dan kekurangan. ^_^v
Langganan:
Komentar (Atom)