Sabtu, 02 Juni 2012

Pendapatku Tentang Artikel "Keluar dari “Kecakapan Ujian” "

Tugas yang diberikan kali ini adalah menanggapi artikel Seputar Indonesia yang berjudul Keluar dari “Kecakapan Ujian”, menurut saya ini adalah artikel yang menarik karena sepertinya hanya segelintir kecil orang saja yang menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih penting daripada IQ, atau nilai-nilai yang diberikan para guru atau dosen. selain itu, membaca artikel ini, mengingatkan saya pada UN selama 3 hari yang pernah saya lalui, saat itu saya berpikir, apakah masa depan harus ditentukan oleh 3 hari itu? oleh 4 mata pelajaran itu? yang menurut saya, hanya sebagian dari pelajaran itu yang akan diaplikasikan pada kehidupan di masa yang akan datang, paling tidak untuk kehidupan saya sendiri. Saya mengerti kalau tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat di dunia ini, tapi, pada kenyataannya, orang-orang tidak akan mengukur suatu tinggi pohon berdasarkan jarak antara pohon, puncak pohon dan orang itu seperti yang tertera pada soal-soal yang dipelajari di sekolah. Nah, saya setuju dengan artikel ini, soal anak-anak yang diberi nilai A, mungkin IQ mereka memang tinggi tapi untuk hal-hal kecil? dari penampilan pun tidak meyakinkan, bagaimana setelah mereka terjun ke dunia kerja?
Kebanyakan sekolah masih menekankan pentingnya nilai-nilai yang diberikan kepada murid berdasarkan ujian tertulis, sementara si pengajar dan pemberi nilai tidak menyadari bahwa mereka hanya membekalkan teori saja, padahal saat kerja nanti, para siswa itu tidak hanya membutuhkan teori tapi juga praktek yang bukan hanya berdasarkan pada teori, namun praktek yang dapat diaplikasikan pada siswa-siswa tersebut setelah mereka terjun ke dunia kerja nantinya.
menurut saya, selain itu juga, bukan hanya IQ yang perlu diasah, tapi juga EQ (Emotional Quotient) karena jika IQ mereka bagus tetapi EQ mereka jelek, tidak bisa mengenali dan mengendalikan emosi mereka (seperti artikel soal anak-anak yang diberi nilai A namun mereka kurang bergaul, kurang pandai mengekspresikan pikiran, bahkan dikenal sebagai anak yang berbicara sinis) maka tentunya mereka akan mengalami kesulitan saat terjun ke dunia kerja dan bahkan mungkin kurang bisa berhubungan dengan relasi kerja dengan baik.
Lalu menanggapi kata-kata "Anakanak mengeluh sekolahnya susah karena mereka tidak bisa mengekspresikan bakat yang mereka cintai." mungkin itu juga karena tidak ada atau terbatasnya kebebasan berekspresi, juga kurangnya sarana untuk anak-anak yang ingin mengembangkan bakatnya atau juga kurangnya pengarahan kepada anak-anak yang tidak semuanya bisa sadar soal bakat apa yang mereka miliki, bakat apa yang bisa mereka kembangkan dan bahkan bisa digunakan agar menghasilkan uang untuk kehidupan masa depan mereka.

Saya agak lupa, tapi ini mengingatkan saya pada kata-kata pak Stanley, yang kalau gak salah seperti ini "orang sombong tidak akan menjadi apa-apa!" dan "renungkanlah lalu kenalilah bakatmu" kata-kata itu lah yang menurut saya berkaitan dengan artikel ini dan berkaitan dengan pentingnya EQ. :)

Itulah sedikit tanggapan dari saya, mohon maaf jika ada salah-salah kata dan kekurangan. ^_^v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar